8 Kota Street Food Terbaik di Indonesia versi TasteAtlas 2024
Wisataprime.com -Indonesia kembali menunjukkan taringnya di dunia kuliner global. Dalam daftar "Best Food Cities & Regions in the World" versi TasteAtlas tahun 2024, delapan kota dari Tanah Air masuk ke dalam 100 besar dunia. Yang menarik, kota-kota tersebut tidak hanya unggul dari sisi restoran mewah atau makanan tradisional semata, tetapi juga kuat dalam budaya street food yang hidup, menggugah selera, dan punya karakter khas masing-masing. Inilah yang menjadikan mereka layak disebut sebagai kota street food Indonesia paling menonjol di kancah global.
1. Bandung – Surga Street Food dari Aci hingga Soto
Bandung, yang menduduki peringkat ke-10 dalam daftar TasteAtlas, menjadi satu-satunya kota Indonesia yang berhasil masuk ke dalam 10 besar. Kota ini memang terkenal akan inovasi jajanan kaki limanya. Dari makanan berbahan dasar aci seperti cilok, cireng, cimol, hingga batagor, kupat tahu, soto Bandung, dan mie kocok, semuanya menjadi bagian dari kultur kuliner sehari-hari masyarakat.
Pusat-pusat street food seperti Jalan Cibadak dan Sudirman Street tak hanya ramai pengunjung lokal, tetapi juga turis asing yang penasaran mencicipi cita rasa unik ala Bandung. Keunikan street food Bandung terletak pada kreativitas pelaku usahanya dalam mengolah bahan-bahan sederhana menjadi sajian menggoda. Ini jadi bukti bahwa Bandung bukan cuma kota kreatif dari segi mode dan seni, tetapi juga dari sisi gastronomi jalanan.
2. Jakarta – Ragam Street Food Multikultural
Sebagai Ibu Kota, Jakarta menempati peringkat ke-11 di daftar TasteAtlas. Kota ini merepresentasikan keberagaman kuliner Indonesia. Jajanan khas Betawi seperti soto Betawi, nasi uduk, asinan, kerak telor, hingga gado-gado, hidup berdampingan dengan street food dari berbagai budaya: dari Padang, Jawa, hingga Tionghoa.
Di Jakarta, tempat seperti Pasar Santa, Blok S, dan kawasan Pecenongan sudah lama jadi magnet pecinta street food. Popularitasnya tak hanya di kalangan warga lokal tetapi juga wisatawan mancanegara, yang mencari pengalaman kuliner otentik dengan harga terjangkau. Dari sisi experience, Jakarta sangat unggul karena kulinernya mencerminkan denyut kehidupan kota metropolitan.
3. Surabaya – Rasa Kuat dalam Setiap Suapan
Surabaya menempati peringkat ke-16, lonjakan luar biasa dari posisi 94 tahun sebelumnya. Kota ini membanggakan diri dengan kuliner kaki lima yang berani dalam rasa. Rujak cingur, tahu tek, lontong balap, dan rawon bisa dengan mudah ditemui di pinggir jalan. Warung tenda dan depot keluarga yang sudah berjualan puluhan tahun menjadi bagian dari peta street food Surabaya yang otentik dan sarat trustworthiness.
Bagi yang mencari tempat eksplorasi, kawasan G-Walk dan seputaran Taman Bungkul menawarkan deretan jajanan kaki lima yang selalu ramai. Popularitas tempat ini tak terlepas dari cita rasa khas Jawa Timur yang tajam dan berbumbu kuat, menjadikan street food Surabaya sebagai salah satu yang paling berkarakter di Indonesia.
4. Padang – Kelezatan dari Nasi Bungkus
Menduduki peringkat ke-42, Padang dikenal dengan kuliner berbumbu kaya rempah. Uniknya, banyak kuliner khas Padang sebenarnya berasal dari budaya street food: nasi padang bungkus yang disantap cepat, sate padang kaki lima, hingga gulai yang dijajakan di warung tenda.
Keunggulan kota ini tak hanya pada rasa, tapi juga pada sistem penyajian cepat dan efisien yang menjadi daya tarik wisatawan. Keaslian bumbu dan pengalaman bersantap dengan tangan tanpa sendok atau garpu adalah bentuk experiential dining yang tidak bisa ditiru kota lain. Inilah bentuk lain dari kekuatan Experience dan Authenticity yang diutamakan dalam Helpful Content Guidelines.
5. Malang – Jajanan Sejuk di Kota Dingin
Naik drastis ke peringkat 49, Malang menawarkan suasana santai yang cocok untuk wisata kuliner malam hari. Jalanan Malang di malam hari hidup dengan gerobak bakso bakar, bakwan Malang, hingga rawon setan. Semua ini menunjukkan bahwa kekayaan street food Malang bukan hanya soal variasi, tapi juga konsistensi rasa dan keterjangkauan harga.
Kawasan seperti Jalan Ijen dan Alun-Alun Merdeka adalah spot ideal untuk wisata kuliner jalanan. Dengan suhu sejuk khas dataran tinggi, street food Malang menciptakan suasana bersantap yang menyenangkan dan mudah diingat. Keunikan tersebut membuat pengalaman kuliner terasa lebih otentik dan berkesan.
6. Yogyakarta – Tradisi dalam Setiap Jajanan
Meski turun ke peringkat 58, Yogyakarta tetap menjadi kota yang sangat kuat dalam budaya street food. Dari gudeg yang dijual di angkringan, sate klathak di pinggir jalan, hingga wedang ronde malam hari, semuanya membentuk ekosistem street food yang kuat. Kota ini juga dikenal sebagai pelopor angkringan sebagai bentuk khas tempat makan rakyat.
Dari sisi Trust, Yogyakarta memiliki banyak pedagang kaki lima yang bertahan hingga dua atau tiga generasi. Hal ini menumbuhkan loyalitas pelanggan dan menunjukkan dedikasi jangka panjang terhadap kualitas. Di sinilah nilai Authoritativeness dan Experience Yogyakarta tak bisa disepelekan.
7. Seminyak – Rasa Tradisional di Destinasi Wisata
Seminyak, peringkat ke-67, adalah bukti bahwa street food bisa hidup berdampingan dengan kawasan wisata premium. Meski terkenal dengan kafe dan restoran mewah, jajanan seperti sate lilit, ayam betutu, dan nasi campur Bali tetap eksis di kawasan ini dalam bentuk warung dan pasar malam.
Pengalaman mencicipi sate lilit di tepi jalan setelah sunset di pantai, menjadi daya tarik tersendiri. Ini membuat street food di Seminyak menjadi pengalaman destination-based yang tidak bisa dipisahkan dari aktivitas wisata.
8. Ubud – Jiwa Kuliner Spiritual
Ubud, pendatang baru yang langsung menduduki posisi ke-86, menghadirkan sisi spiritual dalam kuliner. Di tengah restoran dan kafe sehat, tetap hidup warung nasi campur, bebek goreng, dan ayam betutu khas Bali yang dijajakan di pasar tradisional atau gang-gang kecil. Wisatawan sering kali lebih memilih mencoba makanan dari ibu-ibu lokal di pasar karena keasliannya dan interaksi personalnya.
Ubud menawarkan trust lewat keaslian resep rumahan, dan experience lewat suasana pedesaan yang menenangkan. Ini jadi daya tarik kuat bagi wisatawan yang mencari pengalaman kuliner yang tidak hanya lezat tapi juga bermakna.
Delapan kota di atas adalah potret bagaimana street food Indonesia membentuk identitas kuliner nasional yang kaya dan beragam. Jika Anda ingin menjelajah lebih dalam mengenai daftar lengkap kota street food Indonesia, silakan kunjungi wisataprime.com.
Street food bukan sekadar makanan pinggir jalan. Ia adalah bagian dari budaya, sejarah, dan jati diri masyarakat Indonesia—dan delapan kota ini adalah buktinya.