7 Street Food Solo yang Legendaris dan Bikin Nagih
Wisataprime.com - Solo bukan hanya dikenal dengan keraton dan budaya Jawanya yang kental, tapi juga menjadi surganya para pencinta kuliner jalanan. Dari aroma sate yang dibakar hingga segarnya es dawet, setiap sudut kota ini menyimpan rasa dan kenangan. Tak heran, banyak pelancong yang menjadikan Solo sebagai destinasi utama untuk wisata kuliner. Jika kamu mencari pengalaman makan di pinggir jalan dengan rasa bintang lima, inilah daftar street food Solo yang legendaris dan bikin nagih.
1. Sate Kere Yu Rebi – Simbol Kuliner Rakyat yang Mendunia
Sate kere bukan sekadar makanan, melainkan simbol ketahanan rakyat Solo. Kata "kere" berarti miskin, dan dulunya sate ini dibuat dari jeroan dan tempe gembus karena keterbatasan bahan. Tapi di tangan Yu Rebi, sate kere naik kelas. Dengan bumbu kacang yang medok dan sambal rawit yang membakar, tak ada yang menyangka makanan sederhana ini bisa bikin antre panjang.
Sudah eksis sejak 1980-an, Yu Rebi menjadi langganan tokoh-tokoh penting. Bahkan Presiden Jokowi pun pernah mampir ke sini saat masih menjabat Wali Kota Solo. Rasanya tetap konsisten, suasananya masih sederhana, tapi pengalaman kulinernya luar biasa.
📍 Jl. Kebangkitan Nasional No.1, Banjarsari
⏰ 10.00–17.00 WIB
💰 Rp20.000–25.000
2. Tahu Kupat Pak Gombloh – Rasa yang Melekat Sejak 1965
Tahu kupat adalah hidangan khas Solo yang terlihat sederhana namun kaya rasa. Tahu goreng, potongan lontong, taoge segar, kol, dan kerupuk disiram kuah kecap bawang yang gurih dan manis. Pak Gombloh sudah menyajikan kuliner ini sejak 1965, dan hingga kini masih menjadi pilihan utama warga lokal maupun wisatawan.
Apa yang membuatnya istimewa? Kuahnya! Pak Gombloh meracik kecap khusus dengan perbandingan gula kelapa dan bawang putih yang pas. Ditambah sambal cabai rawit dan perasan jeruk limau, tiap sendokannya menciptakan sensasi rasa yang tak terlupakan.
📍 Jl. Gajah Mada, Gilingan
⏰ 06.00–11.00 WIB
💰 Rp12.000–15.000
3. Selat Solo Mbak Lies – Perpaduan Eropa dan Jawa di Satu Piring
Kalau kamu penasaran seperti apa makanan hasil akulturasi budaya, datanglah ke warung Mbak Lies. Selat Solo adalah makanan peninggalan zaman kolonial yang memadukan galantin, telur pindang, dan kentang rebus dengan kuah manis gurih khas Jawa.
Yang membedakan Mbak Lies dari tempat lain adalah rasa kuah yang lebih pekat dan bumbu rempah yang berani. Disajikan dengan pelengkap acar dan mustard, selat di sini cocok untuk kamu yang ingin makan sehat tapi tetap beraroma menggoda.
📍 Serengan, Solo
⏰ 10.00–16.00 WIB
💰 Rp25.000–30.000
4. Nasi Liwet Wongso Lemu – Kuliner Malam Legendaris di Keprabon
Bicara soal street food malam hari, Nasi Liwet Wongso Lemu adalah bintangnya. Warung ini sudah buka sejak tahun 1950-an dan masih setia buka mulai pukul 17.00 hingga larut malam. Dengan aroma santan dan daun pandan yang merebak, kamu bakal langsung tergoda sejak langkah pertama mendekat ke gerobak mereka.
Nasi liwet berisi nasi gurih, suwiran ayam, telur rebus, labu siam, dan areh (santan kental). Disajikan dengan daun pisang, makanan ini bukan hanya menggoyang lidah, tapi juga membangkitkan kenangan masa kecil bagi banyak orang Solo.
📍 Jl. Teuku Umar, Keprabon
⏰ 17.00–00.00 WIB
💰 Rp20.000–30.000
5. Es Dawet Telasih Bu Dermi – Pelepas Dahaga Penuh Sejarah
Pasar Gede tak hanya pusat belanja, tapi juga surga jajanan tradisional. Salah satu yang paling terkenal adalah Es Dawet Telasih Bu Dermi, yang sudah berdiri sejak 1930. Bayangkan: telasih (selasih), cendol, tape ketan, dan bubur sumsum bercampur dalam satu gelas, disiram santan segar dan gula jawa cair.
Bu Dermi memadukan bahan-bahan klasik dengan takaran yang pas. Rasanya manis, segar, dan menenangkan di tengah panasnya kota. Tak heran, warung ini selalu penuh pembeli dari pagi sampai siang.
📍 Pasar Gede Solo
⏰ 08.00–13.00 WIB
💰 Rp10.000–12.000
6. Timlo Sastro – Hangat, Gurih, dan Bikin Rindu Rumah
Timlo adalah sup khas Solo yang terdiri dari sosis solo, telur pindang, ati ampela, dan suwiran ayam, disajikan dalam kuah bening gurih. Di Warung Timlo Sastro, kamu akan merasakan versi paling legendarisnya. Berdiri sejak 1952, warung ini masih eksis dan jadi langganan berbagai kalangan.
Setiap sendok timlo menghadirkan rasa nostalgia, apalagi saat disantap hangat-hangat di pagi hari. Jangan lupa tambahkan sambal rawit dan kerupuk udang biar makin mantap.
📍 Jl. Kapten Mulyadi, dekat Pasar Gede
⏰ 06.00–14.00 WIB
💰 Rp20.000–25.000
7. Serabi Notosuman – Camilan Tradisional yang Melegenda
Serabi Notosuman tak bisa dilewatkan dalam daftar street food Solo yang legendaris dan bikin nagih. Dibuat dari campuran tepung beras dan santan, serabi di sini memiliki tekstur lembut dengan pinggiran yang renyah. Varian klasiknya adalah polos dan cokelat, tapi semua dibuat segar dan langsung dibungkus daun pisang.
Serabi ini cocok dijadikan oleh-oleh karena tahan lama dan tetap enak walau sudah dingin. Proses masaknya pun masih tradisional menggunakan tungku arang — mempertahankan rasa dan aroma khas sejak dulu.
📍 Jl. Moh. Yamin No.28, Solo
⏰ 06.00–17.00 WIB
💰 Rp2.000–3.000 per buah
Dengan begitu banyak pilihan menggoda, tak heran Solo semakin dikenal sebagai surganya street food. Dari pagi hingga malam, kota ini menyuguhkan pengalaman rasa yang kaya, otentik, dan penuh cerita. Bagi kamu yang ingin menjelajahi lebih jauh soal street food Solo yang legendaris dan bikin nagih, jangan ragu menjadikan Solo sebagai destinasi kuliner selanjutnya.